Ruang Bersama Indonesia Perkuat Perlindungan Perempuan Jakarta
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) kembali memperluas upaya perlindungan kelompok rentan melalui peluncuran Ruang Bersama Indonesia (RBI) di Kelurahan Rawa Buaya, Jakarta Barat.
Program ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat ruang aman dan ruang pemberdayaan bagi perempuan serta anak di wilayah yang dikenal majemuk dan dinamis tersebut.
Dalam keterangan yang disampaikan di Jakarta, Jumat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menjelaskan bahwa pemilihan Rawa Buaya bukan tanpa alasan.
Baca Juga
Menurutnya, wilayah ini memiliki potensi besar sebagai model praktik baik RBI di Jakarta, terutama dalam penyediaan ruang aman, ruang belajar, dan ruang pemberdayaan berbasis kearifan lokal.
Arifah menegaskan bahwa upaya ini menjadi bagian penting dari strategi pemerintah untuk memperluas ekosistem perlindungan yang nyata di tingkat komunitas.
Model RBI dirancang untuk menyatukan berbagai layanan dalam satu ruang sehingga perempuan dan anak dapat mengakses pendidikan, perlindungan, hingga peningkatan kapasitas diri secara lebih mudah.
Rawa Buaya Jadi Model Pengembangan Ekosistem Perlindungan
Melalui RBI, berbagai aktivitas yang mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak disediakan secara terpadu. Arifah menyampaikan bahwa ruang bersama tersebut menghadirkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari ruang belajar inklusif, pelatihan literasi digital, layanan konseling, hingga kegiatan peningkatan ekonomi keluarga.
“Di Rawa Buaya, kita melihat kolaborasi ini diwujudkan melalui ruang belajar inklusif untuk perempuan dan anak, dukungan kewirausahaan dan ekonomi keluarga, kampanye antikekerasan, layanan informasi dan konseling, pelatihan literasi digital, literasi gizi, dan kesiapsiagaan bencana yang responsif gender,” ujar Arifah.
Ia menambahkan bahwa seluruh program tersebut membentuk satu ekosistem nyata yang mendukung kemajuan perempuan, tumbuh kembang anak, serta ketahanan keluarga. Kehadiran RBI pun menjadi bentuk konkret bahwa perlindungan tidak hanya dibangun dalam kerangka regulasi, tetapi benar-benar hadir di tengah komunitas.
Peluncuran RBI kali ini juga bertepatan dengan roadshow Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Momentum tersebut digunakan untuk semakin memperluas jangkauan edukasi dan ajakan bagi masyarakat agar aktif terlibat dalam upaya pencegahan kekerasan.
Penguatan Sinergi antara Pemprov DKI dan KemenPPPA
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya telah mengembangkan 45 Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (KRPPA) di 45 kecamatan. Kehadiran RBI di Rawa Buaya menjadi penguatan sekaligus perluasan dari program tersebut, sehingga ruang aman berbasis masyarakat semakin merata.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menjelaskan bahwa peluncuran RBI merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepakatan antara KemenPPPA dan Pemprov DKI Jakarta. Kesepakatan itu berfokus pada sinergi penuh dalam program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di ibu kota.
Iin juga menekankan bahwa kolaborasi lintas pihak menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan RBI. Selain organisasi perangkat daerah (OPD), berbagai mitra pembangunan turut berkontribusi menghadirkan program-program yang menyasar aspek edukasi, perlindungan, hingga peningkatan kapasitas masyarakat.
”Dalam rangkaian Kampanye 16 HAKTPA sekaligus peluncuran RBI hari ini, kami bersinergi dengan berbagai pihak, baik organisasi perangkat daerah (OPD) maupun mitra terkait lainnya untuk menyosialisasikan pentingnya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak kepada masyarakat luas,” ungkap Iin.
Upaya ini juga mendorong keterlibatan warga sebagai bagian penting dari sistem perlindungan. Dengan dukungan komunitas, ruang aman yang dikembangkan tidak hanya menjadi fasilitas fisik, tetapi juga ruang sosial yang inklusif dan responsif.
Mendorong Replikasi RBI ke Seluruh Wilayah DKI Jakarta
Melalui keterlibatan masyarakat, pemerintah berharap RBI dapat menjadi gerakan bersama dalam memperkuat perlindungan perempuan dan anak. Rawa Buaya dianggap sebagai langkah awal yang bisa direplikasi di berbagai wilayah lainnya mengingat kebutuhan ruang aman kini semakin mendesak di tengah kompleksitas kehidupan perkotaan.
Iin menyampaikan harapannya bahwa peluncuran RBI di Kelurahan Rawa Buaya menjadi pijakan untuk memperluas ruang-ruang serupa di seluruh wilayah DKI Jakarta. Pemprov melihat RBI sebagai model yang dapat berkembang mencakup berbagai aspek pemberdayaan dan perlindungan, sesuai kebutuhan lokal di setiap kelurahan.
Dia menekankan bahwa keberadaan RBI tidak hanya penting untuk penanganan kasus kekerasan, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui pendidikan, keterampilan, dan penguatan sosial. Dengan demikian, RBI berfungsi sebagai wadah yang mampu memperkuat ketahanan keluarga sekaligus memperkuat masyarakat secara keseluruhan.
RBI diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang mampu merangkul seluruh kelompok, termasuk keluarga, remaja, perempuan pekerja, hingga masyarakat rentan lainnya. Melalui program-program inklusif, ruang ini menjadi wadah pembelajaran yang aman, kreatif, dan memberdayakan.
Dalam konteks kota besar seperti Jakarta, di mana dinamika sosial sangat cepat, kehadiran RBI menjadi solusi yang relevan. Pemerintah menargetkan agar keberadaan ruang aman ini tidak hanya menjadi intervensi sementara, tetapi melekat sebagai bagian dari tata pembangunan kota berbasis inklusivitas.
Dari peluncuran di Rawa Buaya hingga pengembangan lebih luas, RBI diharapkan menjadi bukti bahwa perlindungan dan pemberdayaan dapat dibangun melalui kolaborasi yang konsisten dan berkelanjutan.
Rekomendasi
