Ekraf Design Awards 2025 Dorong Desain Berkelanjutan Indonesia Maju
- Sabtu, 06 Desember 2025
JAKARTA - Upaya mendorong industri desain tanah air agar semakin relevan dengan isu keberlanjutan kembali ditegaskan melalui gelaran Ekraf Design Awards 2025.
Ajang perdana yang diinisiasi Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) ini menjadi ruang temu talenta kreatif lintas disiplin, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan potensi desain berdaya saing global.
Dengan merangkul empat subsektor sekaligus—desain produk, desain komunikasi visual, arsitektur, dan desain interior—ajang ini tidak hanya mencari pemenang, tetapi juga memetakan masa depan desain Indonesia yang lebih sadar lingkungan dan bernilai ekonomi.
Baca Juga
Ekraf Design Awards menjadi puncak dari rangkaian Ekraf Design Festival (EDF) 2025 yang digelar 2–4 Desember 2025 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Melalui proses open call, panitia menerima 97 pendaftar yang terdiri dari 12 arsitek, 19 desainer interior, 25 desainer produk, dan 41 desainer komunikasi visual.
Dari jumlah tersebut, terpilih 20 desainer yang kemudian mengikuti Design Camp dan mempresentasikan karya berdasarkan tema besar Emphatetic Resilience—sebuah dorongan agar desain Indonesia semakin mengedepankan keberlanjutan dan ketahanan lingkungan.
Semangat Keberlanjutan Jadi Poros Utama Ajang Desain
Dalam penyelenggaraan pertamanya ini, Kemenekraf menekankan bahwa desain modern tidak dapat dipisahkan dari isu keberlanjutan. Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar.
Menurut Irene, keberlanjutan yang diusung tidak lagi bersifat konsep dasar, tetapi benar-benar perlu digerakkan dalam ekosistem bisnis kreatif.
“Sustainability yang kita mau push bukan hanya sustainability yang ecek-ecek atau yang sepotong-sepotong. Yang mau kita push adalah sesuai dengan arahan Bapak Presiden, hilirisasi on sustainable business,” ujarnya.
Irene menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi the hub of recycling center, sehingga penting bagi para desainer untuk memahami arah pembangunan yang berkelanjutan.
Untuk menjaga standar profesional, proses penjurian dilakukan bersama lima asosiasi profesi desain:
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII)
Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI)
Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)
Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA)
Deretan Pemenang Ekraf Design Awards 2025
Setelah melalui penilaian komprehensif, dewan juri menetapkan para pemenang dari berbagai kategori. Berikut daftar lengkapnya:
Desainer Terbaik Arsitektur: Muhammad Alim Hanafi
Desainer Terbaik Desain Interior: Dendy Revolusi
Desainer Terbaik Desain Komunikasi Visual: Mochammad Rizky Candias
Desainer Terbaik Desain Produk: Heri Supriyanto
Konsep Dampak Ekonomi Terbaik: Drift Design Lab — Lerai
Konsep Dampak Sosial Terbaik: Studio A — Mopo
Konsep Dampak Lingkungan Terbaik: Collective Circle — Ka.na.mi
Konsep Kolaborasi Multi Disiplin Terbaik: UD. Makmur — Pos Temu
Konsep Dampak Terlengkap Terbaik: Co.rela.si — Penduduk
Kemenekraf menegaskan komitmennya untuk membawa karya para pemenang ke berbagai panggung nasional dan internasional. Langkah ini diambil agar hasil desain tidak hanya berhenti sebagai konsep, tetapi dapat termonetisasi dan memberikan nilai ekonomi.
“Kenapa harus dikomunikasikan lewat ekonomi? Karena yang namanya revenues, atau our EML itu, adalah tidak lebih dari sebuah tolok ukur dari dampak yang Bapak/Ibu presentasikan,” ujar Irene.
Kembali ke Akar Budaya sebagai Identitas Desain Indonesia
Dalam sambutannya, Irene juga memuji kualitas karya para desainer Indonesia yang dinilai tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna yang kuat.
Ia menyoroti penggunaan bahan daur ulang dan eksplorasi unsur budaya sebagai kekuatan yang membedakan Indonesia di kancah global.
“Ada banyak sekali bahan-bahan daur ulang. Ada banyak sekali desain-desain yang masih mengedepankan unsur kebudayaan yang tidak bisa kita lupakan,” katanya.
Irene menekankan bahwa kekayaan budaya Indonesia merupakan unique selling point yang sering kali tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
Ia mengajak para desainer kembali menggali warisan budaya, karena banyak konsep dari nenek moyang yang sesungguhnya lebih maju dari yang dikenal saat ini, meski tidak pernah dipatenkan.
“USP Indonesia itu ada di kebudayaan kita dan ada di kekayaan intelektual nenek moyang kita,” ujarnya.
Dorongan Memperluas Jejaring dan Menembus Pasar Internasional
Selain persoalan kreativitas, Irene mengingatkan pentingnya memperluas jaringan dan berkolaborasi lintas profesi.
Menurutnya, sudut pandang dari pihak luar sering memberikan insight yang memperkaya karya.
“Kadang-kadang kita ngerasa kalau kita ini seperti biasa-biasa saja, tapi dari kacamata orang lain yang melihat, wow, ini luar biasa bagus,” ujarnya.
Ia mendorong desainer untuk lebih berani berjejaring dengan pelaku bisnis, karena kemampuan menjual produk kreatif juga menentukan keberlanjutan karya.
“Nyari teman yang jago bisnis. Gaul lah dengan teman-teman yang jago jualan,” kata Irene.
Kemenekraf berharap Ekraf Design Awards dapat menjadi platform yang membawa desainer Indonesia menembus pasar internasional dengan karya yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Harga EV Bekas Kian Turun, Pasar Mobil Listrik Makin Ramai
- 06 Desember 2025
2.
Deretan Mobil Listrik Terlaris yang Capai Satu Juta Unit
- 06 Desember 2025
3.
IKM Baru Perkuat Rantai Pasok Otomotif Nasional
- 06 Desember 2025
4.
BMKG : Cuaca Jakarta Didominasi Hujan Ringan Sepanjang Akhir Pekan
- 06 Desember 2025
5.
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga Empat Meter
- 06 Desember 2025











